Breaking News

Menjelajahi Kearifan Cinta Manusia

BY : RISKY ADIYTA RAHMAN*


Siapakah yang mampu hidup tanpa cinta? Bahkan seluruh makhluk ciptaan Allah pasti dikarunia aliran cinta yang melekat didalamnya. Lautan menampung segala sisa air dengan bibit cinta, Angin bertiup sepoi-sepoi karena kegetaran cinta, bahkan hidup ini asalnya karena cinta sang rabb kepada segenap makhluk di muka bumi ini. Dengan cinta hidup ini mengumumkan bahwa kita selalu ada.

Kearifan seseorang khususnya pada masa remaja, bibit cinta mulai tumbuh dan melekat ke bagian jiwa dan raga pada orang tersebut. Semakin besar barometer cinta seseorang, maka akan semakin besar pula tingkah laku yang akan dibuatnya. Seseorang yang telah tertular virus cinta pasti akan berbuat sesuatu. Bahkan, sampai ada yang rela menjual hartanya sampai ribuan, jutaan, bahkan sampai ada yang miliaran rupiah demi mendapatkan apa yang dicintainya.
Cinta merupakan sebuah energi yang dapat membangun serta pula menghancurkan seseorang yang telah terobsesi dengannya. Seperti contoh; jika terdapat dua komponen yang telah terjatuh kedalam genangan rona cinta, maka mereka akan saling mengasihi, saling perhatian, saling peduli dan saling bertanggung jawab. Keduanya seakan mendapatkan energi baru yang memancar melalui cinta di antara mereka. Akan tetapi, cinta yang sama bisa berubah seiring dengan berjalannya waktu menjadi daya penghancur yang menakutkan ketika muncul penghianatan atau kebencian.
Pedoman Utama
Landasan cinta yang hakiki bisa kita jumpai dengan berpedoman kepada sesuatu yang hakiki pula. Sesuatu yang hakiki tersebut merupakan peran dari agama islam. Islam merupakan sebuah agama yang di dalamnya terdapat ajaran yang memiliki fatwa yang jelas. Islam juga mengajarkan kepada kita agar kita selalu berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan suatu tindakan. Kekuatan cinta harus disandarkan kepada citra islam yang kuat.
Puncak cinta di dalam islam hanya ditempati oleh sang pemilik cinta dan makhluk yang ia cintai. Porsi tersebut hanya diduduki oleh keagungan rabb pencipta alam semesta yaitu hanya kepada Allah SWT dan rasulnya. Dikarenakan cinta terhadap keduanya, merupakan kunci yang menyelamatkan hidup manusia, baik  di dunia maupun di akhirat.
Nabi Muhammad memberikan bocoran tentang siapa saja dari umatnya yang bisa merasakan manisnya iman yang dilandaskan cinta terhadap sang rabb dan rasulnya. Karena tanpa iman yang dilandaskan cinta tersebut, seseorang mustahil akan selamat di dunia beserta di akhirat. Iman diibaratkan seperti mutiara yang sangat mahal, dari saking mahal dan berharganya, kehilangannya sama seperti mati sebelum waktu yang telah ditakdirkan oleh Allah SWT.
Dari bocoran diatas dapat kita simpulkan, pertama, kita harus menjadikan Allah beserta rasulnya lebih dicintai dari aspek manapun. Kedua, mencintai seseorang harus dilandaskan dengan cintanya terhadap Allah SWT beserta Rasul-Nya. Ketiga, janganlah kembali kepada kekufuran setelah kita diselamatkan oleh Allah SWT dari segala musibah yang melandai kita.
Oleh karena itu, meskipun cinta merupakan fitrah manusia, semua itu tergantung kepada kita yang mengendalikannya. Dan perlu kita ingat kembali, kita sebagai seorang muslim, setidaknya ketika kita ingin mencari sesuatu carilah sesuatu tersebut sesuatu yang hakiki, tak berhenti hanya dalam kerangka yang sifatnya materi saja. Karena cinta sejati dilandaskan kepada sesuatu yang hakiki pula. Ibda’ binafsik.

*)Penulis adalah salah satu
siswa aktif kelas XI PK 1

Tidak ada komentar